Sabtu, 15 Oktober 2011

Ini yang salah siapa ya? Kita, Sekolah, Guru, orang tua, atau siapa?

Gini loh, kenalin gue. Gue mahasiswa salah satu perguruan tinggi pariwisata negeri di Bandung semester 4, sebelumnya gue kuliah di SMA swasta jurusan IPA, dipikir-pikir selama kuliah di jurusan manajemen patiseri koq gue ngerasa (bukan ngerasa lagi, tapi emg beneran ga pernah dilakuin) klo selama perkuliahan gue ga pernah tuh make ilmu yang gue dapet di SMA, seperti Biologi, Kimia, Fisika, Matematika. Ga ada tuh di kampus ditanya oleh dosen atau ketemu soal tentang integral, deferensial, Hukum Newton, Rumus kimia suatu zat.  Dan karena itu, karena ilmu-ilmu tersebut ga pernah dipake, SEMUA ilmu itu kini lupa!!!

Ini salah siapa ya? Gue yg salah jurusan? Hmm atau mungkin, seharusnya dulu masuk SMK gt ya?
Yang gue maksud bukan masalah SMA atau SMK-nya loh, kita ambil kasus yg lain aja ya..
Misalkan si A, masuk SMA jurusan IPA, dia masuk jurusan IPA soalnya udh kuliah pengen masuk perguruan tinggi jurusan Kimia. Nah, klo emg dia beneran udh keterima di PT jurusan kimia, apakah si A yg malang ini bakalan ketemu rumus Newton di Kampusnya?  Nahkan? Nahloh? Percuma kan si  A di SMA belajar pelajaran Fisika?

Nah menurut gue sih dari masalah diatas jawabannya yg salah itu bukan kita sebagai pelajar, mereka sebagi guru, atau sekolah. Yup! Biang keroknya justru dari Pemerintah! Sistem pendidikan kita yg salah bung!!!

Did you know? Sistem pendidikan Indonesia adalah sistem Pendidikan terumit kedua di dunia stelah Belanda. Mau ga rumit gimana? Di SD aja kita udh belajar ini itu (matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, IPA, IPS, Kesenian,  Olah raga, Agama, Kewarganegaraan, dll) banyak bgt kan untuk seukuran anak SD?

Ini saran gue aja sih, bisa dibilang uneg-uneg (Uya -Kuya kali ah -_-) ..

Dear Pemerinah..
Kenapa dari SD kita ga belajar Cuma 5 mata pelajaran aja, yaitu: Agama dan moral, Matematia, Bahasa inggris, bahasa indonesia, dan satu lagi rekomendasi dari orang tua (sebelumnya orang tua harus tau keunggulan, kebiasaan, hobby si anak) misalkan si A sangat tertarik akan Musik, jadi, mata pelajaran yg harus diambil adalah ilmu musik. Nah klo gini kan ga akan ada ilmu, waktu, dan uang yg kebuang?

Udh SMP lebih gampang lagi, Si A itu hanya belajar Agama, bahasa inggris, bahasa indonesia, dan tetep dong! Ilmu kesukaan dia ilmu musik. Sumpah kasian bgt ya si A klo emg pengen jadi seorang Pemusik harus sekolah di SMP dan SMA belajar Fisika, Kimia, dan Biologi..  i think that he never need it att all!!!

Terus gue mikir lagi, klo gue punya ayah seorang pemusik, walapun dia dulunya belajar fisika, kimia, dan biologi terus gue selaku anak pengen nanya hukum Newton ke dia, apakah ayah gue tahu akan hal itu? Hmmm i dont think so!

Jadi menurut gue sih ya, seharusnya kita sekolah hanya untuk ilmu yang kita inginkan!! Betapa menyenangkan kan klo kita sekolah dan belajar apa yang kita sukai dan memang yg kita inginkan.. Lebih efisien, lebih hemat waktu, hemat uang, hemat energi. Iya gak?
"I am only one, but I am one. I cannot do everything, but I can do something. And I will not let what I cannot do interfere with i can do" (Edward Everest Hale, American Author and Historian 1822-1909)